Minggu, 22 November 2015

Gethuk Nyimut Kajar

Biasanya dimakan selagi panas ditemani secangkir teh atau kopi

Gethuk adalah salah satu jenis makanan tradisional yang sangat populer pada masa lalu. Bahkan, ketika masa
penjajahan, orang Jawa terkenal dengan makanan gethuknya. Makanan yang berbahan dasarkan singkong ini
seiring perjalanan waktu sering dianggap kuno. Namun lain lagi dengan rasanya gethuk nyimut asal di Desa Kajar, Kecamatan Dawe ini, dinamakan getuk nyimut mungkin karena bentuknya kecil dan imut.
Banyak orang yang berdatangan ke warung kecil ini di Desa Kajar, RT 4/RW 2, Kecamatan Dawe milik pasangan Warsini dan Niman. selalu ramai di serbu para pembelinya, para pembeli takut kehabisan Gethuk nyimut tersebut, begitu sampai para pembeli ini langsung saja masuk ke dapur rumah Warsini, yang sejak selepas Ashar sibuk menggoreng ratusan gethuk.
Begitulah setiap orang yang berkunjung ke warung ini, hampir selalu menyambangi dapur. Setiap hari Warsini
selalu sibuk di dapur, karena berusaha menyajikan gethuk berukuran sebesar bola tenis itu, dalam keadaan hangat.
Untuk memesannya, memang tidak bisa langsung siap saji. Karena, begitu ada yang datang untuk memesan, Warsini baru menggorengnya. Hal itu juga yang menjadi alasan mengapa gethuk nyimut baru buka sore hari. Karena untuk paginya, Niman dan Warsini masih sibuk mengupas ketela, yang hari itu juga baru dicabut dari kebunnya. "Kalau ada yang pesan atau membeli, baru saya buatkan. Orang-orang seneng gethuk saya, karena selalu disajikan dalam keadaan hangat," cerita Warsini, yang membuka warung gethuknya sejak 2002 itu. Gethuk nyimut biasanya lebih lengkap di hidangkan dengan secangkir kopi hitam yang panas.
Jadi apakah anda tertarik mncobanya.

Rabu, 18 November 2015

Film Pendek 'Konco' Ini Mengungkap Kehidupan Kelam Remaja di Kudus


Sebuah film pendek yang dibuat anak-anak Kudus berdurasi 13 menit 41 detik diunggah di You Tube oleh akun Afkar Damba Fata yang diberi judul "Konco". Film tersebut menceritakan tentang kehidupan remaja di Kudus Kota Kretek. Film mengangkat tema persahabatan tersebut telah diunggah pada 2 Juni 2015.
Empat tokoh utama dalam film tersebut bernama Faizin, Gendeng, Kemeng dan Kemong. Dalam film yang disutradarai  Afkar, sekaligus pengunggah video tersebut di You Tube, menceritakan kehidupan mereka sebagai sahabat. 
Konflik yang dibangun dalam film tersebut, Faizin merasa salah karena terjebak dalam pergaulan bersama sahabat mereka. Dia merasa bersalah karena ikut merokok, mabuk-mabukan, dan tawuran. Dia ikut dalam pergaulan sahabat-sahabatnya itu, karena merasa tidak betah di rumah. Orangtuanya bertengkar, dan dia merasa dalam kesendirian karena tidak ada tempat untuk berbagi. Dia pun kemudian ikut dalam pergaulan dengan tiga sahabatnya itu.
akhirnya sadar, ketika satu di antara sahabatnya, Kemong tergolek lemah karena minuman keras. Karena peristiwa tersebut akhirnya membuatnya sadar, bahwa dia terjerembab dalam kehidupan yang salah. Namun, meski bagaimanapun dia merasa sahabat-sahabatnya bagian penting dalam kehidupannya. Rasa saling berbagi dan membangunan mimpi bersama.
Lokasi Film tersebut mengambil sejumlah lokasi di sejumlah tempat di Kudus. Beberapa di antaranya di Masjid Menara Kudus, Gerbang Kudus Kota Kretek di kawasan Tanggulangin, lokasi Dandangan, dan tempat tempat lain. Afkar yang juga selikus sebagai kamerawan dan editor tidak hanya menampilkan bangunan yang menjadi land mark Kabupaten Kudus. Dia juga menampilkan tari kretek yang diperankan Aina Naila Shofa.
Hingga 13 Agustus sejak film tersebut diunggah ke You Tube, sudah 870 kali video itu ditonton dan mendapatkan 50 like dari pengunjung. Para pengunjung mengaku kagum dengan film tersebut dan memberikan apresiasi positif. Untuk lebih jelasnya, toton film "Konco" karya Afkar tersebut langsung dari sumbernya di bawah ini. Selamat menyaksikan. 

Masyarakat Berhak Mengetahui Informasi Pembangunan Sarpras Publik


KUDUS-Semua langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) merupakan untuk masyarakat. Baik itu untuk pelayanan secara langsung kepada masyarakat seperti pembuatan KTP/KK, dan berbagai izin lainnya, serta pembangunan fisik dan nonfisik. Pembangunan sarana prasarana (sarpas) fisik ini sangat besar manfaatnya bagi aktivitas perekonomian masyarakat.
Adanya akses transportasi berupa jalan dan jembatan akan memperlancar berputarnya roda perekonomian masyarakat. Namun demikian, masyarakat memiliki hak untuk mengetahui informasi pembangunan tersebut beserta besaran anggarannya. Hal ini disampaikan oleh Bupati Kudus H. Musthofa saat memberikan arahan pada rapat pimpinan di Ruang Rapat Lantai IV Gedung Setda, Senin (16/11).
Dalam arahannya tersebut, bupati meminta kepada para asisten sekretaris daerah (Sekda) bersama dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait untuk turun ke lapangan. Tujuannya untuk mengetahui secara fisik pembangunan yang sedang berlangsung beserta administrasinya. Termasuk papan informasi mengenai pembangunan sarpras publik ini harus ada di lapangan.
”Saya persilakan masyarakat untuk mengetahui pembangunan yang ada. Yang ada jangan hanya gambar saja, tetap juga besaran anggaran yang digunakan,” kata bupati pada rapim yang dihadiri seluruh kepala SKPD, direktur perusahaan daerah, dan kepala desa itu.
Sehingga harapannya masyarakat bisa mengetahui penggunaan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang diperuntukkan bagi masyarakat. Termasuk bagi kepala desa harus tahu mengenai semua hal termasuk pembangunan fisik yang ada di desanya. Baik itu menggunakan dana desa, APBD kabupaten atau provinsi, atau bahkan APBN yang merupakan dana dari pemerintah pusat.
Karena adanya realisasi ini merupakan hasil dari perencanaan pembangunan yang setiap tahunnya dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Sehingga diharapkan pembangunan fisik ini bisa memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat. Melalui badan permusyaratan desa (BPD), masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya.
”Dalam pelaksanaannya (sarpras fisik, red) saya harapkan kades turut bisa mengawasi pelaksanaannya. Sehingga benar-benar sesuai rencana,” imbuhnya.
Sedangkan bagi SKPD yang melaksanakan program kegiatan fisik tersebut untuk tetap berkoordinasi dengan asisten sekda. Sehingga dalam pelaksanaannya sesuai perencanaan dan ketentuan, serta ketika proyek selesai dilaksanakan, segera bisa dilaporkan kepada bupati dan hasilnya bisa benar-benar dirasakan manfaatnya bagi masyarakat

Penting bagi Pejabat dan Kepala Desa untuk Hidup Teratur dan Terencana dengan Baik

KUDUS-Jabatan merupakan amanah atau titipan yang sudah seharusnya dijaga dengan baik.
Tentunya dengan melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab terkait tugas pokok dan fungsinya sesuai jabatannya itu. Karena ada pertanggungjawaban secara kedinasan, tanggungjawab sosial kepada masyarakat, bahkan yang terpenting adalah tanggung jawab kepada Allah SWT.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Kudus H. Musthofa saat memberikan arahan kepada para pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), direktur perusahaan daerah (perusda), dan kepala desa (kades) pada rapat pimpinan (rapim) di ruang rapat lantai IV Gedung Setda Kudus, Senin (16/11). Pada rapim itu, sebelumnya disampaikan paparan dari masing-masing asisten sekretaris daerah (sekda) mengenai kegiatan peneyelenggaraan pemerintahan termasuk di desa.
Dari paparan yang ada, masih ditemui beberapa kekurangan pada SKPD dan desa terkait pelaksanaan anggaran tahun 2015 ini. Termasuk diantaranya realisasi pencairan dana desa yang belum tuntas. Mengingat saat ini telah memasuki akhir tahun anggaran. Selain itu masih ada target program dan kegiatan dari SKPD yang belum bisa terealisasi sesuai harapan.
Untuk itu, bupati kembali menegaskan agar kepala SKPD dan kades agar bisa melaksanakan sesuai dengan target yang telah direncanakan. Sesuai prinsip 4T yang telah dicanangkannya untuk SKPD dan desa. Yaitu tepat aturan, tertib administrasi, tepat sasaran, dan tepat manfaat. Prinsip ini harus tetap dipegang sebagai pedoman pelaksanaan anggaran untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
”Lakukan tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya. Karena jabatan ini merupakan amanah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” kata bupati pagi itu.
Lebih lanjut bupati mengingatkan kepada kepala SKPD dan kades agar bisa merencanakan tugas sesuai jadwal sebaik-baiknya. Selain itu, dirinya menambahkan bahwa penting bagi kepala SKPD dan kades untuk bisa membuat perencanaan yang baik dan hidup dengan teratur. Termasuk dengan mempersiapkan bekal diri ketika nantinya telah memasuki purna tugas. Karena jabatan ini hanya bersifat sementara dan pasti ada masa berakhirnya.
”Saya tidak ingin lagi mendengar ada pengalaman yang kurang baik para kades yang telah lalu terulang. Diantaranya terbelit masalah ekonomi atau bahkan masalah hukum,” pesannya.
Pesan ini menunjukkan rasa sayang seorang kepala daerah kepada para kades dan kepala SKPD semua. Karena cerminan wajah bupati ada ada perilaku dan kinerja pimpinan yang dimulai dari tingkat desa. Tidak mungkin ada sebuah kabupaten/daerah bisa maju tanpa dimulainya penataan desa dan pelayanannya dengan baik.
Seilaturahmi juga penting untuk mempererat persaudaraan. Antarkepala SKPD, kepala SKPD dengan kepala desa, atau bahkan yang tidak boleh terlewatkan adalah camat dengan kepala desa dan tokoh masyarakatnya. Silaturahmi ini sebagai wujud komunikasi dan koordinasi terkait semua hal yang terjadi untuk kemajuan bersama.
Di akhir arahannya, bupati mengajak untuk mengevaluasi kekurangan yang ada pada tahun ini sebagai bekal perbaikan pada tahun depan. Karena semuanya telah diupayakannya dengan seluruh jajaran SKPD pemkab Kudus dengan melibatkan seluruh desa/kelurahan. Harapannya tentunya memberikan yang terbaik bagi masyarakat untuk meraih peningkatan kesejahteraan.

Pastikan Bantuan dan Santunan Tanpa Potongan


Kudus-Santunan kematian merupakan alah satu program pro rakyat yang digagas Bupati Kudus H. Musthofa sejak kepemimpinannya di Kudus tahun 2008 silam. Tujuannya adalah untuk meringankan beban yang ditinggalkan bagi keluarga yang kurang mampu. Hingga kini santunan kematian tetap diberikan kepada masyarakat meski dengan mekanisme baru sesuai aturan yang ada.
Selain itu, bupati yang telah lebih tujuh tahun memimpin Kudus itu juga memiliki impian agar masyarakat Kudus memiliki tempat tinggal yang layak huni. Anggaran pemerintah daerah dialokasikan untuk pemberian bantuan rehab dan bedah rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang membutuhkan. Namun demikian, partisipasi masyarakat tetap dinanti untuk membantu saudara-saudaranya tersebut.
Bertempat di tiga lokasi berbeda, Bupati Kudus bersama sejumlah pejabat, camat, kepala desa, dan pihak Bank Jateng menyerahkan santunan kematian dan bedah rumah, Selasa (10/11). Jumlahnya adalah 1.209 untuk santunan kematian dan 123 unit rehab rumah. Untuk meninggal wajar seebsar Rp. 1 juta dan meninggal karena kecelakaan Rp. 2,5 juta. Sedangkan bedah rumah senilai Rp. 15 juta.
Bupati Kudus menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan waktu penyerahan santunan kematian dan bedah rumah ini. Hal ini bukan karena dirinya ingin mengulur-ulur waktu, namun Pemkab Kudus harus mengikuti mekanisme aturan yang ada pada proses penetapan APBD hingga pencairannya. Namun demikian dirinya tetap konsisten untuk memberikan yang telah dijanjikannya itu.
Orang nomor satu di Kudus tersebut menyatakan bahwa santunan kematian dan bantuan bedah rumah ini diterima oleh masyarakat secara utuh dan langsung bisa dicairkan. Oleh karenanya, dinas terkait bekerjasama dengan Bank Jateng yang akan mencairkan dari kas daerah. Dirinya tidak memperbolehkan ada pihak manapun yang mengaku membantu pencairan dengan harapan untuk memperoleh imbalan.
”Saya pastikan santunan ini tidak ada potongan satu sen pun. Dan monggo setelah menerima nanti bisa dihitung dulu sebelum dibawa pulang,” jelas bupati di hadapan ratusan warga.
Lebih lanjut bupati berharap bahwa santunan dan bantuan ini tidak hanya dilihat dari nominalnya saja. Tetapi lebih pada wujud perhatian pemkab untuk masyarakat dan semoga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Termasuk untuk bantuan bedah rumah, bupati berharap dapat digunakan sesuai peruntukannya, yaitu membenahi rumah tinggal.
”Saya mohon pak camat dan kepala desa untuk ikut mengarahkan. Dan harapan saya, para tetangga turut berpartisipasi membantu untuk bergotong-royong membantu saudara-saudara kita ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut bupati menyampaikan kepada seluruh masyarakat, bahwa berbagai program pro rakyat hendaknya benar-benar bisa dirasakan seluruh masyarakat. Termasuk pembebasan biaya pendidikan dan kesehatan merupakan dua bidang utama bagi kesejahteraan masyarakat. Bupati tidak ingin lagi mendengar keluhan masyarakat terkait hal ini.(RG)

Selasa, 17 November 2015

WEDANG ALANG-ALANG KHAS KUDUS

Akar alang – alang telah lama dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit kronis.

Hampir semua orang tahu alang-alang. Alang-alang atau ilalang  (Imperata cylindrica) adalah sejenis rumput berdaun tajam yang merupakan gulma (tumbuhan pengganggu) para petani ternyata mempunyai manfaat di bidang kesehatan. Diantaranya yaitu sebagai pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan dan lain-lainnya.
Di kudus rumput ini juga dijadikan bahan sebuah minuman, wedang alang-alang namanya. Salah satu warung yang menjual wedang alan-alang di kudus yaitu terletak Jalan MH Basuno no 18a yang dimiliki pak herman selalu ramai di kunjungi pengunjung. Warung wedang alang-alang milik pak herman ini ternyata sudah mulai berjualan dari tahun 1995. Resep yang merupakan warisan peninggalan kakeknya ini kini di teruskankan olehnya. 
Menurut pak herman, warung ini tidak pernah sepi pembeli. Penggemarnya juga terdiri dari semua golongan masyarakat.  
Warung wedag alang-alang ini dibuka mulai pukul 06:00 sore sampe pukul 24:00 malam. Harga satu gelas wedang alang-alang hanya 2 ribu rupiah. Rata rata pembeli wedang ini juga sudah mengetahui tentang khasiat dari alang-alang.   
Menurutnya pembuatan wedang alang-alang juga tidak sulit. Bahan utama dari wedang alang-alang yang di sajikan di warung milik pak herman ini yaitu terdiri dari akar alang alang, akar jambe, gula batu, daun sere dan daun pandan. 
Menikmati wedang alang-alang di warung pinggir jalan milik pak herman sambil melahap aneka gorengan dan juga nasi bungkus di malam hari terasa hangat dan nikmat. 

Bagi kalian masyarakat kudus dan sekitarnya yang belum merasakan nikmatnya wedang alang-alang di kudus, tidak ada salahnya untuk mecoba minum di warung ini. Dan kalian akan mendapat banyak manfaat dari akar alang-alang.

Mitos Buah Parijoto Dimakam Sunan Muria

Mitosnya Bisa Membuat Ibu hamil mempunyai anak yag cantik dan tampan
Makam Sunan Muria yang terletak didesa Colo, Kecamatan Dawe ini selalu dipenuhi penziarah yang datang dari berbagai daerah dikudus atau luar kudus seperti Jakarta, Surabaya Dll. Tetapi ada yang lain dikawasan makam Sunan Muria ini yaitu ada para pedagang buah Parijoto yang menjajakan jualan nya di pinggir terotoar pejalan kaki dengan kisaran harga 5.000 sampai 20.000 tergantung banyak nya buah yang akan dibeli. 
Buahnya berukuran kecil dan bergerombol dalam jumlah banyak pada setiap tangkai nya. Warnanya merah muda sampai ungu tua tergantung dari tingkat kematangan buah tersebut, sedangkan rasa buahnya asam bercampur sepat yang cocok untuk ibu hamil. dikarenakan mitos yang berkembang bahwa bagi ibu hamil yang memakan buah tersebut anaknya akan berwajah tampan dan cantik dan kulit nya halus dan lembut.
Begitu pula dengan pasagan yang belum mempunyai keturunan, dengan memakan buah ini akan mendapatkan keturunan walau kita harus percaya bahwa anank adalah titipan dari Allah SWT, tetapi alangkah baiknya kalau dicoba.
Buah parijoto sebenarnya adalah tanaman liar yang tumbuh dilereng-lereng dan hutan yang ada di pegunungan muria dengan ketinggian 800m sampai 2300 m diatas permukaan laut, tetapi pada saat sekarang ini parijoto sudah bisa kita dapatkan dalam bentuk tanaman hias atas inisiatif warga sekitar dikarenakan bentuk buahnya yang eksotik dan atraktif sehingga harga nya pun cukup mahal. 
Parijoto biasanya berbunga pada bulan november-januari dan baru bisa dipanen pada bulan maret-mei, parijoto mengandung zat kimiah seperti KARDOLIN, SAPONIN, FLAVONID, pada buah nya dan  TANIM terutama pada daunnya, Karena kandungan zat kimiah yang ada didalam nya maka buah parijoto biasa dijadikan obat sariawan dan diare.
Selain bisa dimakan parijoto juga bisa direbus atau diolah menjadi pecel dan sebagai tambahan buah pada rujak. Ananda tertarik silakan mencoba

Festival Dhandhangan

Dhandhangan (juga ditulis dandangan) merupakan festival yang diadakan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Indonesia, untuk menandai dimulainya ibadah puasa pada bulan Ramadan. Masjid Menara Kudus biasanya menjadi pusat keramaian pada acara ini. Menurut tradisi, nama dhandhangan diambil dari suara beduk masjid tersebut saat ditabuh untuk menandai awal bulan puasa. Awalnya, dhandhangan adalah tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadan untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal puasa. Selanjutnya, kesempatan ini juga dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di sekitar masjid sehingga akhirnya kini dikenal masyarakat sebagai pasar malam yang ada setiap menjelang Ramadan.
Pada perayaan ini beragam barang dijual dan pada masa kini sering diikutkan berbagai sponsor dari sejumlah industri besar. Meskipun demikian, ada satu mainan yang selalu terkait dengan festival ini, yaitu kepala "Barongan Gembong Kamijoyo". Selain itu, diadakan pula berbagai acara kebudayaan seperti festival rebana dan pawai (kirab)


Kirab Dandangan yang menampilkan potensi dari sejumlah desa yang ada di Kudus, seperti visualisasi Kiai Telingsing, Sunan Kudus, rumah adat Kudus, batil (merapikan rokok), dan membatik. Kirab dimulai dari Jalan Kiai Telingsing menuju pangkalan ojek di kompleks Menara Kudus yang ada di Jalan Sunan Kudus dengan jarak sekitar 3 kilometer. Jumlah peserta arak-arakan Dandangan yang tercatat, sekitar ratusan peserta berasal dari kelompok seniman, masyarakat, dan pelajar. Puncak dari kegiatan tersebut diisi dengan teatrikal sejarah perayaan Dandangan. Dari delapan rombongan yang mengikuti kirab tersebut, tampak hadir artis ibu kota Mandala Soji yang memerankan tokoh Sunan Kudus. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kudus, Hadi Sucipto mengungkapkan, kegiatan hari ini merupakan upaya melestarikan budaya Kudus serta mengenalkan potensi wisata setempat kepada masyarakat luas.

Senin, 16 November 2015

Menceritakan tentang legenda Bulusan yang diperingati setiap Kupatan atau satu minggu setelah Lebaran.
Pada era tahun 1935 batik Kudus sudah mulai ada dan berkembang pesat pada era 1970an. Corak dan motif batik Kudus sangat beragam karena pada masa itu pengrajin batik Kudus ada yang dari etnis keturunan Cina dan pengrajin penduduk asli atau pribumi.
Batik Kudus coraknya lebih condong ke batik pesisiran ada kemiripan dengan batik Pekalongan maupun Lasem karena secara geografis Kudus berdekatan. Batik Kudus yang dibuat oleh pengrajin Cina dikenal dengan batik nyonya atau batik saudagaran, yang mempunyai ciri khas kehalusan dan kerumitannya dengan isen-isennya. Dan kebanyakan dipakai oleh kalangan menengah ke atas, motif yang dibuat coraknya lebih ke arah perpaduan antara batik pesisir dan batik mataraman (warna sogan
Batik Kudus yang dibuat oleh pengrajin asli Kudus atau pribumi dipengaruhi oleh budaya sekitar dan coraknya juga dipengaruhi batik pesisiran. Motif yang dibuat mempunyai arti ataupun kegunaan misalnya untuk acara akad nikah ada corak Kudusan seperti busana kelir, burung merak dan adapula motif yang bernafaskan budaya Islam atau motif Islamic Kaligrafi. Motif yang bernafaskan kaligrafi karena dipengaruhi sejarah walisongo yang berada di Kudus yaitu Sunan Kudus (Syech Dja’far Shodiq) dan Sunan Muria (Raden Umar Said), corak yang bernafaskan Islam karena pengrajin batik banyak berkembang disekitar wilayah Sunan Kudus atau dikenal dengan Kudus Kulon.
Motif merak pelataran beras wutah merupakan motif dengan isen-isen beras wutah (kecer) yang merupakan lambang kesuburan dan kemakmuran.
Salah satu motif yang juga sangat dikenal di Kudus adalah motif kapal kandas menurut sejarah yang dituturkan juru kunci Gunung Muria ada kaitan dengan sejarah kapal dampo awang milik Sampokong yang kandas di Gunung Muria, menurut sejarahnya pada masa itu terjadi perdebatan antara Sunan Muria (Raden Umar Said) dengan Sampokong.
Menurut Sampokong gunung yang dilewati adalah merupakan lautan tetapi Sunan Muria keyakinan itu adalah gunung sampai akhirnya kapal Dampo Awang kandas di Gunung Muria. Kapal tersebut membawa rempah-rempah dan tanaman obat-obatan yang sampai sekarang tumbuh subur di Gunung Muria salah satunya adalah buah parijoto yang diyakini oleh masyarakat sekitar untuk acara 7 bulanan supaya anaknya bagus rupawan.
Diambil dari motif buah parijoto yang ada dilereng gunung muria
Add caption
Dan diantara tumbuhan yang ada di Gunung Muria adalah pohon Pakis Haji yang pada zaman Sunan Muria dipakai sebagai salah satu tongkat Sunan Muria dan sampai sekarang kayu pakis haji diyakini oleh masyarakat sekitar bisa mengusir hama salah satunya tikus, karena motif tersebut mempunyai alur seperti ular dan ukiran seperti kaligrafi.

Pada era 80an Batik Kudus mengalami kemunduran karena sudah tidak ada pengrajin yang berproduksi lagi karena adanya perkembangan batik printing maka pengrajin batik Kudus banyak yang gulung tikar dan akhirnya masyarakat Kudus lebih senang bekerja sebagai buruh pabrik rokok karena banyaknya industri rokok di Kudus.

KESENIAN BARONGAN

Barongan adalah kesenian khas Kudus yang bentuknya hampir menyerupai Reog Ponorogo, dengan Macan yang besar tetapi tidak setinggi Topeng pada Reog Ponorogo. Biasanya di dalamnya terdapat 2 orang yang memainkannya, satu di depan sebagai kepala dan satu dibelakang sebagai ekor. Kesenian Barongan dimainkan secara group yang terdiri dari antara 10 sampai 15 orang termasuk pemain gamelan tabuhannya. Barongan pada jaman dahulu merupakan pertunjukkan yang dinanti-nanti anak-anak, karena biasa di mainkan sebagai tanggapan pada hajatan Sunatan, Perkawinan, Tujuhbelas Agustusan dan sebagainya. Terutama yang mempunyai anak yang hendak diruwat, seperti anak Ontang Anting atau anak tunggal, anak Pancuran Kapit Sendang atau anak laki-laki yang hanya seorang diantara saudaranya yang perempuan, anak Sendang Kapit Pancuran atau anak perempuan satu-satunya sedang yang lain perempuan. Menurut kepercayaan orang Kudus yang masih banyak terpengaruh agama Hindu, anak-anak tersebut harus diruwat agar tidak dimakan oleh Bhatara Kala. Sedangkan Barongan diyakini sebagai wujud penjelmaan dari Sang Bhatara Kala itu. Barongan adalah Singo Barong yang juga dijuluki Gembong Kamijoyo. Gembong Kamijoyo sebenarnya merupakan putra pujan dari Mbak Dewi Partinah, tetapi sejak kecil Gembong Kamijoyo telah diasuh oleh Mbok Rondho Dhadapan di hutan Lodoyo. Gembong Kamijoyo bentuknya menyerupai macan yang berperawakan besar berbulu doreng dan mempunyai keistemewaan dan kelebihan daripada hewan-hewan lain. Karena Gembong Kamijoyo mempunyai keistimewaan dapat berbicara seperti manusia dan mempunyai kesaktian yang sakti mandraguna. Gembong Kamijoyo menjadi Raja hutan di seluruh tanah Jawa, dia diperbolehkan makan apa saja yang sedianya menjadi jatah Bhatara Kala. Kesaktian Gembong Kamijoyo ini kedengaran pula sampai ke telinggan Raden Prabu Brawidjaya di Majapahit. Sehingga Raden Prabu Brawidjaya perlu memanggil Gembong Kamijoyo untuk membuktikan kesaktiannya itu. Untuk itu Raden Prabu Brawidjaya memberi tugas untuk mencari 2 orang cemaniloka, yang telah mengajarkan ilmu agama Suci di tanah Jawa secara diam-diam tanpa ijin Raden Prabu Brawidjaya terlebih dahulu. Puluhan tahun Gembong Kamijoyo keluar masuk hutan di seluruh Tanah Jawa tetapi tidak menemukan juga 2 orang yang dicari tersebut. Hingga akhirnya tibalah Gembong Kamijoyo di hutan Patiayam yang terletak di lereng sebelah timur Gunung Muria, disana Gembong Kamijoyo bertemu dengan Penthul dan Tembem yang tak lain adalah 2 orang cemaniloka yang dicarinya. Maka terjadilah perang antara Gembong Kamijoyo melawan Penthul dan Tembem. Ternyata kesaktian Penthul dan Tembem sangat luar biasa sehingga Gembong Kamijoyo bisa dikalahkan dan tundukkan dengan diberi minum Air Bening berupa alunan Asap Dupa. Atas kemurahan hati Penthul dan tembem permohonan Gembong Kamijoyo untuk dibebaskan dipenuhi asal Gembong Kamijoyo sanggup memenuhi melaksanakan perintah Penthul dan Tembem. Perintah Penthul dan Tembem itu, adalah: 1. Gembong Kamijoyo dilarang makan manusia yang menjadi jatah Bathara Kala apabila manusia tersebut mau memberi pengganti berupa upara ruwatan untuk anak yang Ontang-Anting, Sendang Kapit Pancuran ataupun anak yang Pancuran Kapit Sendang. 2. Gembong Kamijoyo dilarang memakan sembarang hewan yang membantu petani, seperti Sapi, Kerbau, ayam, itik, kambinga dan sebagainya. Dan mulai saat itulah agama Suci yang tak lain adalah agama Islam mulai sedikit demi sedikit disiarkan di Tanah Jawa. Demikian kisah Sang Barongan atau Singo Barong yang perwujudan dari Gembong Kamijoyo. Pada saat ini setelah banyak orang hajatan dengan nanggap Orgen Tunggal maka Keberadaan Kesenian Barongan semakin tersingkir, tetapi untuk yang mempunyai anak yang harus diruwat pertunjukan masih diadakan namun dipersingkat waktunya. Kalau dulu pertunjukan Barongan dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore sekarang hanya beberapa jam saja, untuk memenuhi syarat ruwatan saja. Pertunjukan Barongan hanya tinggal di perayaan Tujuhbelas Agustusan dan festival-Festival budaya yang diadakan di Kabupaten Kudus saja. Semoga bermanfaat untuk menambah khasanah budaya kita, Terimakasih. 

Wisata Alam Wonosoco

Desa Wonosoco teletak di selatan Kudus, dari pusat pemerintahan, desa ini berjarak sekitar 45 menit. Jalur untuk menuju ke sana banyak dilalui kendaraan yang melakukan perjalanan Kudus-Purwodadi. Menuju ke desa yang berada di Kecamatan Undaan itu tidaklah sulit. Papan penanda desa wisata ada di tiap persimpangan.
Perjalanan ke sana disuguhi keindahan alam berupa hamparan hijau sawah dan pegunungan karst Kendeng yang membentang timur ke barat. Semilir angin sepoi-sepoi berhembus di perjalanan. Hanya satu jalan selebar sekitar dua meter untuk menuju ke sana.
Wisata alam yang ada di desa ini terdiri dari wisata goa, sendang, dan petilasan. Kegiatan budaya disuguhkan oleh masyarakat Wonosoco secara rutin tiap tahun.
Hanya dengan Rp 3.000 per orang, mata pengunjung sudah dapat dimanjakan indahnya pemandangan khas pegunungan itu.
Wonosoco juga menyediakan pemandu yang dibentuk oleh masyarakat bersama perangkat desa. Itu bertujuan untuk menemani para wisatawan berkeliling desa termasuk menemani keliling gua.
"Ada sekitar delapan hingga sembilan gua. Gua yang baru ditemukan pada 2010 ada tiga. Kemungkinan masih ada gua lain yang belum diketahui.
Tiga gua baru itu diberi nama Gua Batu Cantik, Gua Keraton, dan Gua Surodipo. Untuk mencapai ke gua perlu menempuh jarak sekitar satu kilometer dengan medan jalan menanjak.
Menurut Setiyo, gua di Wonosoco memiliki stalaktit dan stalakmit yang indah di beberapa titik dalam gua.
Ketiga gua memiliki ciri khas tersendiri. Gua Batu Cantik terletak di ketinggian 300 meter di atas permukaan laut. Lebar mulut gua sekitar satu meter persegi.
Gua ini memiliki stalaktit yang berwarna putih. Sesuai namanya, dalam gua ini memiliki stalaktit yang indah meski ukuran dalam gua yang sempit.
Tidak jauh jaraknya ada Gua Keraton. Stalaktit di dalam gua ini berwarna hitam keabu-abuan. Dalam gua ini mempunyai kelokan serta bertingkat.
Di dalamnya, terdapat sumur air jernih sedalam sekitar 15 meter. Dipercaya airnya mampu menyembuhkan berbagai penyakit.

Gua Surodipo tidak berbeda dengan Gua Keraton. Keduanya memiliki kontur mirip. "Satu kilometer dari desa ada sendang. Di Wonosoco ada dua sendang, Dewot dan Ganding," tandas Setiyo. Kebudayaan khas, Wonosoco memiliki Wayang Klithik yang terbuat dari kayu. Kebudayaan ini sering ditampilkan jika ada acara-acara tertentu.

Kamis, 12 November 2015

Taman Krida Wisata di Kudus Jawa Tengah

Taman Krida Wisata atau Kinder Garden adalah salah satu obyek wisata yang juga menjadi andalan kota Kudus. Obyek wisata ini merupakan tempat olahraga dan tempat rekreasi keluarga yang biasanya banyak dikunjungi para wisatawan yang datang bersama sanak saudaranya beserta anak-anak. Dengan dilengkapi berbagai patung binatang yang menarik dan bersifat edukatif maka tempat wisata ini cocok juga untuk anak-anak, diantara patung yang ada diantaranya yaitu patung gajah, dinosaurus, kudanil, jerapah, zebra, harimau, dan singa. Taman ini juga dilengkapi dengan gedung terbuka yang biasa digunakan untuk berbagai event atau kegiatan lainnya seperti pentas seni dan budaya, resepsi pernikahan, acara perpisahan, seminar, lomba kreativitas remaja dan pelajar, dan lain-lain.



Taman Krida Wisata merupakan taman rekreasi keluarga di Kudus yang memiliki suasana asri dan sejuk, pepohonan yang rimbun menjadikan taman ini semakin teduh dan adem, selain itu Taman Krida Wisata juga dilengkapi sejumlah koleksi satwa berupa rusa. Adapun berbagai macam wahana yang menemani pengunjung saat rekreasi diantaranya yaitu kolam renang anak hingga dewasa, shelter, becak air, juga sarana permainan untuk anak-anak. Sejumlah warung makan dan minum juga ikut melengkapi tempat wisata tersebut yang mana warung makan yang ada juga menyediakan salah satu makanan khas Kabupaten Kudus yaitu Lenthog. Untuk fasilitasnya yaitu taman parkir, toilet, Mushola, smooking area.

Taman Krida Wisata berlokasi di wilayah Desa Wergu, Kecamatan Kota Kudus, kompleks Gedung Olah Raga. Jika dijangkau dari pusat kota Kudus jaraknya kira-kira sekitar 1,5 km ke arah timur. Bagi wisatawan yang hendak mengisi liburan di kudus mungkin bisa mencoba menikmati suasana asri dan menyenangkan di tempat rekreasi Taman Krida Wisata.

Museum Kretek


Museum  Kretek ini terletak di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus,sekitar 3 km dari Kota Kudus, yang dibuka pada 3 Oktober 1986, museum ini menyimpan bebrapa peralatan pembuatan rokok kretek dan klobot, beberapa foto sejarah rokok di Kudus dan diorama yang memperagakan proses pembuatan rokok.
Di kompleks museum ini juga terdapat rumah Joglo yang merupakan rumah adat Jawa. Rumah Adat dibuat tahun 1828 M, dibangun dengan bahan kayu jati berkualitas tinggi dengan sistem bongkar pasang tanpa paku.

Waterboom Mulia Wisata


Terletak di Jalan Kudus-Colo, kilometer 12, Desa Lau, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Waterboom ini merupakan satu satunya wahana air yang ada di Kudus yang baru saja diresmikan pada tahun 2011. Terdapat berbagai wahana permainan air seperti ember besar, kolam arus, dan kolam renang standar. Jika tak ingin bermain air, kita bisa juga mencoba ATV atau hanya sekedar mancing. Terdapat juga mini market, warung makan, kantin dan aneka buah dan jus. Jadi tidak usah khawatir dan repot membawa bekal dari rumah. Waterboom ini buka mulai jam 08.00 sampai 17.00 setiap hari.

Rabu, 11 November 2015

Sendang Pereng Pancuran


“Di Balik Cerita Misterius Sendang Pereng Pancuran Tempat Petilasan Mbah Siti Maryam “KUDUS- Sendang Pereng Pancuran berada di DesaPrambatan Lor dukuh Pereng Kauman Kec. Kaliwungu Kabupaten Kudus, sendang itu dulunya adalah Tempat Petilasan Mbah Siti Maryam Mbah Siti Maryam adalah seorang puteri raja dari Kerajaan Demak Bintoro. konon ceritanya dalu, Siti Maryam beserta rombongan prajurit nya ingin ke jepara tujuannya mau bersilaturrohim kepada ratu Kalinyamat. Pada saat itu melewati Kudus. Sampai di Kudus Siti Maryam beserta rombongan prajuritnya kehabisan bekal.kemudian beristirahat di Dukuh Kauman . Namun di Dukuh Kauman pada saat itu sedang musim kekeringan . hingga Ketika Siti Maryam serta rombongan nya ingin melanjutkan perjalanan ada salah satu prajurit yang sakit sakitan hingga akhirnya meninggal dunia dan di makam kan di sekitar tempat itu.
Pada saat kekeringan itu Siti Maryam bingung bagaimana cara mencari air untuk sekedar menghilangkan dahaga. hingga akhirnya Siti Maryam berinisiatif untuk menancapkan tongkat yang di bawanya ke dalam tanah. Dengan izin Allah SWT tanah tersebut langsung mengeluarkan sumber mata air yang mengalir begitu derasnya hingga menjadi sebuah sendang . nah saat itulah sendang tersebut di juluki sendang Pereng Pancuran , dengan keluarnya air itu Siti Maryam beserta rombongannya bisa memanfaatkan untuk kebutuhan nya.
Hingga sampai sekarang sendang itu tetap mengeluarkan sumber mata air yang di percayai oleh masyarakat sebagai air yang membawa kebaikan ,misalnya ketika ada seseorang yang mau melahirkan , namun susah dan ketika minum air sendang itu bisa melahirkan dengan lancar.tapi
 ingat,,,!!!! semua itu atas kuasa Allah SWT.
Di sekitar sendang tersebut terdapat sebuah pohon karet yang begitu besar , pohon itu memang sudah ada dari zaman dahulukala.Di
 sebelah selatan pohon karet itu terdapat sebuah mushola sederhana yang di beri nama mushola Riyadus sholihin. 


Sumber Air Tiga Rasa / Wisata Alam Rejenu


1.    Sumber Air Tiga Rasa. Di kawasan wisata Rejenu terdapat mata air yang memiliki tiga rasa, yaitu: rasa tawar-tawar masam yang bekhasiat untuk mengobati berbagai penyakit, rasa yang mirip dengan minuman ringan bersoda yang bekhasiat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup, dan rasa mirip minuman keras sejenis tuak/arak yang bekhasiat memperlancar rezeki.

2.      Wisata Alam Rejenu. Kawasan wisata alam (ecotourism) Rejenu memiliki ketinggian sekitar 1.150 m dpl.  Kawasan wisata yang terletak di Pegunungan Argo Jembangan (salah satu puncak dari Gunung Muria) ini berjarak sekitar 3 km dari Makam Sunan Muria.  Di kawasan ini pengunjung dapat menyaksikan dan mengamati berbagai jenis tumbuhan dan alam pegunungan.

Air Terjun Gonggomino



Air Terjun Gonggomino merupakan salah satu diantara obyek wisata alam yang cukup terkenal di Kudus dan ramai dikunjungi apalagi disaat liburan, tidak jauh dengan Air Terjun Montel yang juga menjadi tujuan favorite wisatawan untuk menikmati keindahan alam. Kedua obyek wisata air terjun tersebut memiliki keunikan sendiri untuk menempuhnya, kalau air terjun montel harus dilalui dengan menyusuri jalan setapak disertai pepohonan yang rimbun dan asri, berbeda dengan air terjun gonggomino yang mana untuk dapat menemuinya dengan cara menyusuri sungai yang ada di kawasan tersebut. Nah, bagi wisatawan yang suka dengan wisata petualangan tentu track seperti itu akan sangat menyenangkan dan akan membuat suasana wisata semakin seru.

Jika anda sudah berada di kawasan wisata air terjun montel tidak ada salahnya mencicipi juga suasana alam yang ada di Air Terjun Gonggomino karena letak dari air terjun Gonggomino tidak jauh dari air terjun montel yang mana masih di dalam satu kawasan dan satu Kecamatan yang sama hanya saja berbeda letak desanya. Bagi wisatawan yang datang bisa memanfaatkan fasilitas yang ada salah satunya yaitu sejumlah warung yang bisa dimanfaatkan untuk bersantai ria sambil menikmati kuliner yang disajikan.
Pada dasarnya obyek wisata air terjun menyajikan pemandangan air yang jatuh dari atas perbukitan dan pemandangan alam sekitarnya, namun pastinya memiliki keindahan atau keunikan yang berbeda-beda. Bagi wisatawan yang suka dengan obyek wisata alam dan kebetulan sedang berada dekat dengan kota Kudus mungkin tidak ada salahnya mencoba menengok panorama alam Air Terjun Gonggomino yang ada di Kudus Jawa Tengah

Air Terjun Monthel


Obyek wisata Air Terjun Montel terletak di sebelah utara Makam Sunan Muria, di kaki Pegunungan Muria dengan puncaknya Songolikur (± 1.602 meter).  Air Terjun Montel memiliki ketinggian sekitar 50 m dengan suhu sekitar berkisar 18-20 derajat Celsius.


Lokasi
Terletak di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Propinsi Jawa Tengah.Berjarak kira-kira 1,5 km dari Pesanggrahan Colo atau 18 kilometer ke utara dari Kota Kudus (alun-alun).  Dari terminal kota Kudus menggunakan angkutan kota ke jurusan Colo.  Setiba di tempat parkir terakhir angkutan kota, perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki sekitar 1,5 km melalui jalanan aspal yang menanjak, dengan kiri kanan hutan kopi, hingga tiba di pintu gerbang lokasi air terjun.  Di tempat parkir ini juga tersedia angkutan ojek bagi yang malas berjalan. 
Selanjutnya dari pintu gerbang untuk menuju air terjun Montel ini harus melewati jalan setapak naik turun sekitar 500 m jaraknya.
Fasilitas dan Akomodasi
Fasilitas yang tersedia antara lain area parkir, mushola, warung makan dan kios-kios yang menjual  cenderamata khas Colo, seperti tongkat colo dan kayu pengusir tikus.
Adapun akomodasi yang ada adalah Graha Muria yang dibangun Pemerintah Kabupaten Kudus sebagai tempat peristirahatan, penginapan, dan ruang pertemuan.
Tiket masuk adalah Rp 7000 per orang.

WISATA ALAM DI KOTA KUDUS