Dhandhangan (juga ditulis dandangan)
merupakan festival yang diadakan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Indonesia, untuk menandai dimulainya ibadah puasa pada
bulan Ramadan. Masjid Menara Kudus biasanya
menjadi pusat keramaian pada acara ini. Menurut
tradisi, nama dhandhangan diambil
dari suara beduk masjid
tersebut saat ditabuh untuk menandai awal bulan puasa. Awalnya, dhandhangan adalah tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadan
untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang
penentuan awal puasa. Selanjutnya, kesempatan ini juga dimanfaatkan para
pedagang untuk berjualan di sekitar masjid sehingga akhirnya kini dikenal
masyarakat sebagai pasar malam yang
ada setiap menjelang Ramadan.
Pada perayaan ini beragam barang dijual dan pada masa kini
sering diikutkan berbagai sponsor dari sejumlah industri besar. Meskipun
demikian, ada satu mainan yang selalu terkait dengan festival ini, yaitu kepala
"Barongan Gembong Kamijoyo".
Selain itu, diadakan pula berbagai acara kebudayaan seperti festival rebana dan pawai (kirab)
Kirab Dandangan yang
menampilkan potensi dari sejumlah desa yang ada di Kudus, seperti visualisasi
Kiai Telingsing, Sunan Kudus, rumah adat Kudus, batil (merapikan rokok), dan
membatik. Kirab dimulai dari Jalan Kiai Telingsing menuju pangkalan ojek di
kompleks Menara Kudus yang ada di Jalan Sunan Kudus dengan jarak sekitar 3
kilometer. Jumlah peserta arak-arakan Dandangan yang tercatat, sekitar ratusan
peserta berasal dari kelompok seniman, masyarakat, dan pelajar. Puncak dari
kegiatan tersebut diisi dengan teatrikal sejarah perayaan Dandangan. Dari
delapan rombongan yang mengikuti kirab tersebut, tampak hadir artis ibu kota
Mandala Soji yang memerankan tokoh Sunan Kudus. Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kudus, Hadi Sucipto mengungkapkan, kegiatan
hari ini merupakan upaya melestarikan budaya Kudus serta mengenalkan potensi
wisata setempat kepada masyarakat luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar