Desa
Wonosoco teletak di selatan Kudus, dari pusat pemerintahan, desa ini berjarak
sekitar 45 menit. Jalur untuk menuju ke sana banyak dilalui kendaraan yang
melakukan perjalanan Kudus-Purwodadi. Menuju ke desa yang berada di Kecamatan
Undaan itu tidaklah sulit. Papan penanda desa wisata ada di tiap persimpangan.
Perjalanan
ke sana disuguhi keindahan alam berupa hamparan hijau sawah dan pegunungan
karst Kendeng yang membentang timur ke barat. Semilir angin sepoi-sepoi
berhembus di perjalanan. Hanya satu jalan selebar sekitar dua meter untuk
menuju ke sana.
Wisata
alam yang ada di desa ini terdiri dari wisata goa, sendang, dan petilasan.
Kegiatan budaya disuguhkan oleh masyarakat Wonosoco secara rutin tiap tahun.
Hanya
dengan Rp 3.000 per orang, mata pengunjung sudah dapat dimanjakan indahnya
pemandangan khas pegunungan itu.
Wonosoco
juga menyediakan pemandu yang dibentuk oleh masyarakat bersama perangkat desa.
Itu bertujuan untuk menemani para wisatawan berkeliling desa termasuk menemani
keliling gua.
"Ada
sekitar delapan hingga sembilan gua. Gua yang baru ditemukan pada 2010 ada
tiga. Kemungkinan masih ada gua lain yang belum diketahui.
Tiga
gua baru itu diberi nama Gua Batu Cantik, Gua Keraton, dan Gua Surodipo. Untuk
mencapai ke gua perlu menempuh jarak sekitar satu kilometer dengan medan jalan
menanjak.
Menurut
Setiyo, gua di Wonosoco memiliki stalaktit dan stalakmit yang indah di beberapa
titik dalam gua.
Ketiga
gua memiliki ciri khas tersendiri. Gua Batu Cantik terletak di ketinggian 300
meter di atas permukaan laut. Lebar mulut gua sekitar satu meter persegi.
Gua ini
memiliki stalaktit yang berwarna putih. Sesuai namanya, dalam gua ini memiliki
stalaktit yang indah meski ukuran dalam gua yang sempit.
Tidak
jauh jaraknya ada Gua Keraton. Stalaktit di dalam gua ini berwarna hitam
keabu-abuan. Dalam gua ini mempunyai kelokan serta bertingkat.
Di
dalamnya, terdapat sumur air jernih sedalam sekitar 15 meter. Dipercaya airnya
mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Gua Surodipo tidak berbeda
dengan Gua Keraton. Keduanya memiliki kontur mirip. "Satu kilometer dari
desa ada sendang. Di Wonosoco ada dua sendang, Dewot dan Ganding," tandas
Setiyo. Kebudayaan khas, Wonosoco memiliki Wayang Klithik yang terbuat dari
kayu. Kebudayaan ini sering ditampilkan jika ada acara-acara tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar