Rabu, 18 November 2015

Pastikan Bantuan dan Santunan Tanpa Potongan


Kudus-Santunan kematian merupakan alah satu program pro rakyat yang digagas Bupati Kudus H. Musthofa sejak kepemimpinannya di Kudus tahun 2008 silam. Tujuannya adalah untuk meringankan beban yang ditinggalkan bagi keluarga yang kurang mampu. Hingga kini santunan kematian tetap diberikan kepada masyarakat meski dengan mekanisme baru sesuai aturan yang ada.
Selain itu, bupati yang telah lebih tujuh tahun memimpin Kudus itu juga memiliki impian agar masyarakat Kudus memiliki tempat tinggal yang layak huni. Anggaran pemerintah daerah dialokasikan untuk pemberian bantuan rehab dan bedah rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang membutuhkan. Namun demikian, partisipasi masyarakat tetap dinanti untuk membantu saudara-saudaranya tersebut.
Bertempat di tiga lokasi berbeda, Bupati Kudus bersama sejumlah pejabat, camat, kepala desa, dan pihak Bank Jateng menyerahkan santunan kematian dan bedah rumah, Selasa (10/11). Jumlahnya adalah 1.209 untuk santunan kematian dan 123 unit rehab rumah. Untuk meninggal wajar seebsar Rp. 1 juta dan meninggal karena kecelakaan Rp. 2,5 juta. Sedangkan bedah rumah senilai Rp. 15 juta.
Bupati Kudus menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan waktu penyerahan santunan kematian dan bedah rumah ini. Hal ini bukan karena dirinya ingin mengulur-ulur waktu, namun Pemkab Kudus harus mengikuti mekanisme aturan yang ada pada proses penetapan APBD hingga pencairannya. Namun demikian dirinya tetap konsisten untuk memberikan yang telah dijanjikannya itu.
Orang nomor satu di Kudus tersebut menyatakan bahwa santunan kematian dan bantuan bedah rumah ini diterima oleh masyarakat secara utuh dan langsung bisa dicairkan. Oleh karenanya, dinas terkait bekerjasama dengan Bank Jateng yang akan mencairkan dari kas daerah. Dirinya tidak memperbolehkan ada pihak manapun yang mengaku membantu pencairan dengan harapan untuk memperoleh imbalan.
”Saya pastikan santunan ini tidak ada potongan satu sen pun. Dan monggo setelah menerima nanti bisa dihitung dulu sebelum dibawa pulang,” jelas bupati di hadapan ratusan warga.
Lebih lanjut bupati berharap bahwa santunan dan bantuan ini tidak hanya dilihat dari nominalnya saja. Tetapi lebih pada wujud perhatian pemkab untuk masyarakat dan semoga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Termasuk untuk bantuan bedah rumah, bupati berharap dapat digunakan sesuai peruntukannya, yaitu membenahi rumah tinggal.
”Saya mohon pak camat dan kepala desa untuk ikut mengarahkan. Dan harapan saya, para tetangga turut berpartisipasi membantu untuk bergotong-royong membantu saudara-saudara kita ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut bupati menyampaikan kepada seluruh masyarakat, bahwa berbagai program pro rakyat hendaknya benar-benar bisa dirasakan seluruh masyarakat. Termasuk pembebasan biaya pendidikan dan kesehatan merupakan dua bidang utama bagi kesejahteraan masyarakat. Bupati tidak ingin lagi mendengar keluhan masyarakat terkait hal ini.(RG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar