Kudus-Santunan
kematian merupakan alah satu program pro rakyat yang digagas Bupati Kudus H.
Musthofa sejak kepemimpinannya di Kudus tahun 2008 silam. Tujuannya adalah
untuk meringankan beban yang ditinggalkan bagi keluarga yang kurang mampu.
Hingga kini santunan kematian tetap diberikan kepada masyarakat meski dengan
mekanisme baru sesuai aturan yang ada.
Selain
itu, bupati yang telah lebih tujuh tahun memimpin Kudus itu juga memiliki
impian agar masyarakat Kudus memiliki tempat tinggal yang layak huni. Anggaran
pemerintah daerah dialokasikan untuk pemberian bantuan rehab dan bedah rumah
tidak layak huni bagi masyarakat yang membutuhkan. Namun demikian, partisipasi
masyarakat tetap dinanti untuk membantu saudara-saudaranya tersebut.
Bertempat
di tiga lokasi berbeda, Bupati Kudus bersama sejumlah pejabat, camat, kepala
desa, dan pihak Bank Jateng menyerahkan santunan kematian dan bedah rumah,
Selasa (10/11). Jumlahnya adalah 1.209 untuk santunan kematian dan 123 unit
rehab rumah. Untuk meninggal wajar seebsar Rp. 1 juta dan meninggal karena
kecelakaan Rp. 2,5 juta. Sedangkan bedah rumah senilai Rp. 15 juta.
Bupati
Kudus menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan waktu penyerahan santunan
kematian dan bedah rumah ini. Hal ini bukan karena dirinya ingin mengulur-ulur
waktu, namun Pemkab Kudus harus mengikuti mekanisme aturan yang ada pada proses
penetapan APBD hingga pencairannya. Namun demikian dirinya tetap konsisten
untuk memberikan yang telah dijanjikannya itu.
Orang
nomor satu di Kudus tersebut menyatakan bahwa santunan kematian dan bantuan
bedah rumah ini diterima oleh masyarakat secara utuh dan langsung bisa
dicairkan. Oleh karenanya, dinas terkait bekerjasama dengan Bank Jateng yang
akan mencairkan dari kas daerah. Dirinya tidak memperbolehkan ada pihak manapun
yang mengaku membantu pencairan dengan harapan untuk memperoleh imbalan.
”Saya
pastikan santunan ini tidak ada potongan satu sen pun. Dan monggo setelah menerima nanti bisa dihitung dulu sebelum dibawa
pulang,” jelas bupati di hadapan ratusan warga.
Lebih
lanjut bupati berharap bahwa santunan dan bantuan ini tidak hanya dilihat dari
nominalnya saja. Tetapi lebih pada wujud perhatian pemkab untuk masyarakat dan
semoga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Termasuk untuk bantuan bedah rumah,
bupati berharap dapat digunakan sesuai peruntukannya, yaitu membenahi rumah
tinggal.
”Saya
mohon pak camat dan kepala desa untuk ikut mengarahkan. Dan harapan saya, para tetangga
turut berpartisipasi membantu untuk bergotong-royong membantu saudara-saudara
kita ini,” imbuhnya.
Lebih
lanjut bupati menyampaikan kepada seluruh masyarakat, bahwa berbagai program
pro rakyat hendaknya benar-benar bisa dirasakan seluruh masyarakat. Termasuk
pembebasan biaya pendidikan dan kesehatan merupakan dua bidang utama bagi
kesejahteraan masyarakat. Bupati tidak ingin lagi mendengar keluhan masyarakat
terkait hal ini.(RG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar