Sabtu, 12 September 2015

Sedekah Bumi Desa Rahtawu


Kudus-Masyarakat Jawa, terutama petani, dalam berharmonisasi dengan alam mendoakan keselamatan bumi melalui ‘Sedekah Bumi’. Bersyukur atas hasil tanam.
Di Desa Rahtawu Kecamatan Gebog, sedekah bumi digelar setiap Bulan Apit (kalender Jawa) atau Bulan Zulqaidah (Kalender Hijriyah). Tahun ini, hajat tersebut dilangsungkan pada Jum’at Wage atau bertepatan 29, Agustus 2015.
Sedekah bumi diikuti oleh seluruh warga desa. Salah satu warga yang hadir dalam acara tersebut, Munfiatun mengungkapkan bahwa selametan dalam sedekah bumi menjadi sarana berdoa dan bersyukur karena tidak terjadi bencana atau malapetaka yang ditimbulkan oleh alam.
Sementara menurut Supriyanto, dirinya menghadiri kegiatan sedekah bumi untuk menghormati kegiatan yang  sudah menjadi adat desa. “Supaya ingat dan bersyukur kepada Sang Pencipta,” ujarnya.
Kepala Desa Rahtawu, Sugiyono menuturkan, rasa syukur warga desa diwujudkan dengan menggelar selametan dengan menyembelih kerbau lalu dibagi-bagikan pada masyarakat desa, meliputi dukuh Krajan, dukuh Wetan Kali, dukuh Gingsir (Ngrupuk) dan dukuh Semliro. “Selebihnya daging kerbau diberikan pada kepala desa untuk dinikmati perewang dan tamu,” tuturnya mengenai kegiatan yang berlangsung pada Jumat tersebut. Hiburan tradisional berupa kesenian Tayub juga disajikan pada hari selanjutnya, Sabtu.
Sugiyono dan warga desa setempat mengaku tidak berani mengadakan pertunjukan lain selain tayub. “Kami hanya meneruskan dan mengikuti jejak pendahulu. Sebab sejak sebelum saya lahir sedekah bumi berikut hiburan tayub sudah berjalan,” jelasnya.
Warga tidak berani meninggalkan pagelaran tayub. “Enak yo iku, ora enak yo iku,” tegasnya kaku. Hal ini menurutnya tidak lepas dari pengalaman di masa lalu. Pasalnya, bencana banjir besar pernah terjadi di desa oleh sebab ada salah seorang warga nanggap (memanggungkan) hiburan selain tayub.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar